Vol.1 Prolog

Explosion!”

Seseorang yang memakai tudung dan tidak terlihat wajahnya mengucapkan mantranya dengan tenang.

Tidak seperti nada bicaranya saat mengucap mantra yang lembut, kekuatan sihir yang iakeluarkan sangatlah besar.

Suara ledakannya menghembuskan angin yang begitu kuat bersamaan dengan suara gemuruh yang dahsyat.

Hewan liar besar berwarna hitam yang sebelumnya mengejarku langsung terhempas.

Bukan hanya itu. Taman bermain suciku juga ikut hancur oleh sihir dahsyat itu, menghempaskan semua mainan yang sudah susah payah aku kumpulkan.

Kekuatan dahsyat yang bisa menyapu bersih segalanya.

Kekuatan penghancur terbesar yang lebih kuat dibanding sihir apapun.

Kehancuran yang besar ini dilakukan hanya oleh seorang penyihir. Hanya dengan satu serangan saja.

Sihir apa itu?

Bahkan orang dewasa yang ada di desa tidak pernah menggunakan mantra seperti itu.

Orang bertudung itu berjalan mendekatiku yang masih terkejut dan terdiam.

“Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka?”

Dia membungkuk supaya bisa melihat wajahku.

Mantel yang dia kenakan terlihat sudah koyak, tetapi saat dia membungkuk dadanya yang besar terlihat dengan jelas.

Wow, ini hebat. Sihir barusan juga hebat sih, tapi yang ini jauh lebih hebat!

“Bagaimana caranya supaya aku bisa menjadi sepertimu?”

Pertanyaan itu langsung keluar dari mulutku. Aku bahkan lupa untuk berterima kasih padanya.

Aku teringat kata-kata yang belakangan ini sering ibuku ucapkan.

“Keluarga kita sejak dulu punya tubuh yang ramping. Sebaiknya kamu menyerah sebelum terlambat.” —— seperti itu.

Aku tidak akan menyerah sampai akhir.

Dengan tekad itu, aku mengepalkan tanganku, menatap bagian tubuhnya yang montok itu…

Orang bertudung itu menatap ke arahku dan sepertinya dia tersenyum.

…………

Setelah terdiam sejenak, kakak itu kembali bertanya meski sedikit gugup.

“……Apa itu nama panggilanmu?”

“Itu nama asliku.”

Kakak itu kembali terdiam lalu mencoba menenangkan dirinya. Kemudian dia berkata:

“Kamu ingin menjadi seperti aku yah…? Hmm, kalau kamu banyak makan, banyak belajar, dan menjadi seorang Arch Wizard, maka pasti…”

Kalau aku menjadi seorang Arch Wizard, dadaku bisa jadi besar.

Kalau aku menjadi seorang Arch Wizard, dadaku bisa jadi besar!

“Iya. Kalau kamu menjadi seorang Arch Wizard, kelak kamu akan bisa menggunakan sihir itu. Tapi, sejujurnya aku tidak terlalu menyarankan sihir itu sih…”

Sepertinya orang bertudung ini mengatakan hal lain juga, sayangnya aku sudah berkhayal-khayal kalau nanti aku menjadi seorang Arch Wizard.

“Tapi…”

Orang bertudung itu mengusap-usap kepalaku sementara aku terus bergumam “Arch Wizard, Arch Wizard,” lalu memerhatikan sekelilingnya.

“Gadis kecil, apa kamu melihat orang dewasa lain di sekitar sini? Seharusnya ada seseorang yang melepas segel makam ini… Pecahan segelnya ada di sini dan seharusnya segel ini tidak bisa terlepas dengan sendirinya…”

Orang bertudung itu membalikkan kepalanya lalu memungut pecahan benda yang ada di dekat kakiku.

“Orang itu seharusnya masih ada di sekitar sini. Sebenarnya siapa yang telah membebaskanku… Yah, tidak apa-apa. Menanyakan hal ini kepadamu tidak akan membantuku untuk menemukan jawabannya.”

Sambil mengucapkan hal itu, dia berjalan ke tengah lubang besar yang tercipta karena sihir tadi.

Seekor hewan besar bertubuh hitam tergeletak di sana dalam keadaan sekarat.

Dia memegang kepala hewan bertubuh hitam itu.

“Tidurlah sedikit lebih lama lagi, belahan diriku. Dunia ini masih terlalu damai bagi dirimu untuk bangkit…”

Ucap orang bertudung itu dengan suara pelan, tangannya nampak menghisap sesuatu dari hewan itu dan cahaya keluar darinya.

Sedangkan hewan itu semakin mengecil.

Hewan itu akhirnya mengecil sampai seukuran kucing, wujudnya semakin kabur dan akhirnya hilang dari pandanganku.

“Nah, setelah ini… Oh? Apa yang sekarang sedang kamu lakukan, gadis kecil?”

Aku sedang memungut mainan yang terpencar kemana-mana. Orang itu lalu berbalik ke arahku.

“Aku memungut mainanku. Keluargaku sangat miskin, cuma ini mainan yang aku punya.”

“Eh? Tunggu, itu bukan mainan. Pecahan itu digunakan untuk menyegel iblis yang sangat kejam dan keji. Itu benda yang sangat penting… Hmm?”

Aku menyusun pecahan-pecahan yang aku pungut, tapi ada beberapa pecahan yang hilang.

Kurang tiga pecahan lagi.

“Kakak, sihir Kakak yang tadi itu menerbangkan tiga pecahan yang hilang, bisa kita mencarinya bersama?”

“Tidak, tidak tidak tidak! Ini aneh sekali! Bagaimana kamu bisa menyusun pecahan-pecahan itu dengan mudahnya! Ini benar-benar aneh! Bahkan orang-orang dewasa, seperti para peramal, kesulitan untuk bisa menyusun pecahan-pecahan itu! Bagaimana bisa ini terjadi…”

Orang bertudung itu terus-menerus mengelus dagunya, sepertinya dia kebingungan.

“Sejak kapan kamu bermain di tempat tersegel ini, gadis kecil? Bukannya orang-orang dewasa dari desamu memberitahumu supaya tidak boleh datang ke tempat ini?”

“Ibuku bilang, kalau orang lain memberitahumu ‘di sana berbahaya,’ ‘tidak ada apa-apa di sana,’ atau ‘jangan mendekati tempat itu,’ artinya ada harta karun yang tersembunyi di tempat itu.”

“A-Apa maksudnya itu…!?”

Orang bertudung itu langsung terkejut.

Kemudian dia berdiri di sampingku lalu memegang kepalaku.

“Yah, meski masih ada banyak hal yang belum aku ketahui, tapi sepertinya aku harus berterimakasih padamu. Apa ada sesuatu yang kamu inginkan, gadis kecil? Penampilanku mungkin seperti ini, tapi sebenarnya aku adalah seorang penyihir misterius yang memiliki kekuatan besar. Permintaan apapun pasti bisa aku kabulkan.”

“Permintaan?”

“Ya, permintaan. Tidak perlu ragu, katakan saja. Mau permintaan seperti apapun…”

“Menguasai dunia.”

“…Ma-maaf, aku tidak bisa mengabulkannya. Ada apa ini… Gadis ini bisa saja jadi orang hebat kalau sudah besar nanti… Emm, apa kamu punya permintaan yang lain?”

Ujung tudungnya membuat wajahnya sulit terlihat, tapi aku bisa melihat kalau ujung bibirnya sedikit bergetar.

“Kalau begitu, ubah aku menjadi seorang gadis dengan dada besar.”

“I-itu juga mustahil. Umurmu sendiri berapa? Kamu seharusnya belum cukup tua untuk memikirkan hal semacam itu.”

Tidak bisa juga yah.

Kalau begitu…

“Buat aku menjadi raja iblis.”

“Ma-maaf! Aku koreksi sedikit perkataanku. Tidak seperti gadis kecil berbakat sepertimu, aku hanya seorang penyihir biasa dengan kekuatan yang biasa-biasa saja. Aku hanya bisa mengabulkan permintaan yang biasa-biasa saja.”

Orang bertudung itu meminta maaf padaku, keringat mengucur di wajahnya.

Aku melihat pecahan yang ada di tanganku.

“……Mainanku hilang tiga. Bisa bantu aku mencarinya?”

“Tunggu dulu! Aku masih bisa mengabulkan permintaan yang lebih besar dari itu…! Dan jangan memperlakukan benda itu sebagai mainan! Monster hitam itu baru saja disegel lagi! Jangan datang ke tempat ini lagi, ok? Kamu punya permintaan lain, ‘kan? Permintaan yang lebih besar…”

Orang bertudung itu nampak malu dan menatapku dengan ekspresi gugup.

…Sesuatu yang lebih besar…

Kalau begitu——–

“Tolong ajari aku sihir itu.”

Tinggalkan komentar